Breaking News

‎Pujian untuk Heningnya Hutan dan Kenyamanan Kursi Menteri Kehutanan

Oleh: M. Iqbal Farochi, Sekjen Forum Muda Lampung
‎Lampung, Ungkap.id,- Sungguh menakjubkan menyaksikan ketenangan dan kestabilan yang menyelimuti Kementerian Kehutanan kita di tengah badai. Sementara Sumatera menangis, disapu banjir bandang yang membawa serta sisa-sisa keserakahan manusia, Bapak Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, tampaknya masih menikmati pemandangan indah dari kursi jabatannya yang empuk di Jakarta. Sebuah paradoks keindahan yang layak diabadikan.
‎Selamat Jalan, Kayu Gelondongan adalah frasa yang tepat untuk bencana yang menimpah 3 Provinsi di Sumatera. Bencana di Sumatera adalah sebuah perayaan transparansi yang luar biasa. Untuk pertama kalinya, proses pembalakan liar dan alih fungsi hutan tidak perlu disembunyikan lagi. Alam sendiri yang dengan gagah berani, melalui arus deras, mengantarkan tumpukan kayu gelondongan itu langsung ke ruang tamu para korban.
‎Ini adalah pesan visual nan puitis dari Hutan Indonesia kepada Bapak Menteri “Lihatlah, kami (kayu-kayu) yang seharusnya menjaga tanah kini menjadi pembawa pesan kehancuran. Apakah Bapak sudah mencatat nama-nama kami dan siapa yang mengantar kami keluar dari rumah?”
‎Kementerian Kehutanan, di bawah komando Bapak Menteri Raja Juli telah menunjukkan kinerja yang sangat pro-aktif setelah bencana terjadi. Mereka dengan cepat mengidentifikasi 12 perusahaan yang dicurigai melanggar. Ini menunjukkan keahlian luar biasa dalam diagnostik pasca-mortem. Sayangnya, keahlian yang sama tidak ditemukan dalam pencegahan pra-mortem. 
‎Kami patut berterima kasih atas fokus utama Bapak Menteri digitalisasi layanan kehutanan. Betapa briliannya! Ketika lumpur dan air bah menenggelamkan desa-desa, setidaknya kita bisa berharap layanan perizinan dan administrasi di kantor Kemenhut kini berjalan mulus, secepat koneksi internet 5G.
‎Sebab, tentu saja, yang paling mendesak di tengah krisis ekologi adalah memastikan berkas-berkas perizinan korporasi bisa diunduh dengan lancar dan ditandatangani dengan e-signature. Urusan tanah longsor dan nyawa manusia? Itu biarlah menjadi urusan masyarakat lokal, atau mungkin bisa diurus setelah server digitalisasi Kemenhut tidak down.
‎Kursi Menteri menjadi Zona Nyaman yang Abadi untuk Menteri Raja Juli, meskipun dihantam desakan mundur dari anggota DPR RI bahkan yang datang dari fraksi yang seharusnya sejalan tetap tegak berdiri, tidak bergeming. Ini adalah simbol ketahanan politik yang patut dicontoh.
‎Beliau benar, keputusan untuk mundur adalah hak prerogatif pribadi yang moral. Dan mengapa harus mundur? Toh, beliau hanya "kebagian cuci piring" dari kekacauan bertahun-tahun. Betapa adilnya nasib beliau ia mendapat tepuk tangan atas penurunan angka deforestasi (yang datanya masih diperdebatkan), tetapi hanya memegang lap kotor ketika bencana datang.
‎Sungguh mulia posisi ini. Beliau dapat berbicara santun tentang pelestarian lingkungan sambil menjamin stabilitas operasional para korporasi yang bergerak cepat di lapangan. Sebuah keseimbangan yang hanya bisa dicapai oleh seorang pemimpin yang telah mencapai tingkat nirwana politik.
‎Maka, mari kita angkat piala untuk ketenangan Bapak Menteri. Di tengah hutan yang makin senyap dan sungai yang makin meluap, beliau berhasil membuktikan bahwa kenyamanan sebuah jabatan jauh lebih penting daripada kegaduhan di lapangan.
‎Kita tunggu saja, tragedi ekologis mana lagi yang akan menjadi proyek cuci piring berikutnya bagi Kementerian Kehutanan yang terhormat ini.(rls)

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close